Thursday, October 9, 2014

Bingkisan di Aidiladha 1435H

Alhamdulillah. Syukur yang ketidakterhinggan dipanjatkan ke hadrat ilahi yang masih mengizinkan jari-jemari saya memadah sepatah dua di dada sesawang ini. Keberadaan kita dalam hari-hari tasyrik, yakni 11, 12 dan 13 Zulhijjah menyaksikan semalam merupakan tanggal eiduladha buat semua umat Islam di seantero dunia. Peristiwa Nabi Ibrahim a.s. yang diwahyukan oleh Allah supaya menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s. acap menjadi motif ulangan di persada ceramah di surau-surau dan masjid. Namun penyampaian yang lebih segar dapat saya nikmati tatkala bertandang ke Surau An-Nur di perbukitan KIY pada khamis lepas. Alhamdulillah, kiranya sisa-sisa masa dalam luang transisi Maghrib-Isyak itu tidak dipersia sewenangnya. Berbagi sepenuh yang termampu, kesetiaan yang tidak berbelah terhadap wahyu Tuhannya sehingga tidak lagi memiliki rasa wujud diri menjadi simbol ketinggian tauhid yang perlu diteladani dan menjadi teras ultimatum dalam kembali memperkasakan umat Islam masa kini. Ya, satu penjiwaan yang sukar dimalarkan oleh kita sebagai insan yang penuh kealpaan. Korban yang dimanifestasikan sayugia bukan hanya digahkan sebagai suatu simbolik semata-mata bahkan perlu lebih pragmatik dengan memangkas segala kurtosis kemaksiatan yang pernah dilakukan sebelum ini. Justeru, mudah-mudahan Allah mengizinkan eiduladha kali ini menjadi titik tolak dalam usaha kita untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik dari hari ke hari, di samping usia yang semakin menokok dan ajal yang sudah pasti menghampiri. Allahua’lam.


*Secebis nota yang tertaip pada 6/10 dan tertangguh dan akhirnya diizinkan sempurna pada 9/10]...



No comments:

Post a Comment